strukturhadis yang meliputi mukharrij, perawi, perawi pertama, vi perawi terakhir, sanad dan matan disertai dengan contoh dan penjelasannya. Bab kedua membahas tentang kedudukan dan fungsi hadis dari segi kualitas sanad dan matan, hadis dibagi menjadi hadis sahih, hasan, d}a'i>f, dan mawd}u>', dan dari segi penisbatannya,

Secara umum struktur hadits terdiri atas tiga komponen, yaitu sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukhraj rawi. 1. Sanad HaditsSanad ialah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadits. Dalam hubungan ini dikenal istilah musnid, musnad dan isnad. Musnid adalah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadits yang seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi SAW pengertian ini berbeda dengan kitab musnad. Sedangkan isnad adalah keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadits atau keterangan mengenai jalan sandaran suatu itu juga terdapat istilah sighat al isnad, yaitu lafal yang terdapat dalam sanad yang digunakan oleh rawi yang menunjukkan tingkat penerimaan dan penyampaian hadits dari rawi tersebut. Ada delapan sigat al isnad sesuai dengan tingkatannya1. al sima’ min lafz al sheikh mendengar dari lafal syekh, contoh sami’tu aku mendengar2. qira’at ala al sheikh membaca tulisan syekh, contoh qara’tu ala aku membaca3. al ijazat, contoh ajaztu laka Sahih al Bukhari aku ijinkan untukmu kitab Sahih al Bukhari4. al munawalah, contohnya “hadis ini saya terima dari si fulan, maka riwayatkanlah atas namaku”5. al mukatabah tulisan, contoh “si fulan telah menceritakan padaku secara tertulis”6. al I’lam pemberiahuan, contoh “saya telah meriwayatkan hadis ini dari si fulan, maka riwayatkanlah daripadaku”7. al wasiyat, yakni guru mewasiatkan suatu hadis menjelang ia pergi jauh atau merasa ajalnya sudah dekat, dan8. al wijadah, yakni rawi memperoleh hadis yang ditulis oleh seorang guru, tetapi tidak dengan jalan sima’i atau ijazah, baik semasa atau tidak, baik berjumpa atau MatanMenurut bahasa, matan artinya sesuatu yang tampak, bagian bumi yang keras dan tinggi. Dalam istilah ilmu hadis, matan adalah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang dari cara dalam menyampaikan hadits, terdapat beberapa matan hadits, yaitu1. yang lafal atau setiap katanya persis atau sama dengan lafal pada matan hadits yang lain2. yang antara satu matan hadits dan lainnya hanya terdapat persamaan makna, isi atau tema, sedangkan lafalnya berbeda3. yang antara satu matan hadits dan lainnya saling bertentangan berbeda, baik lafal maupun maknanya. Keadaan inilah, antara lain, yang menjadi obyek penelitian para ahli guna memperoleh hadits yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan untuk dinisbahkan kepada Nabi Muhammad hadits sahih, dari segi matan disyaratkan dua hal, yakniTidak ada shadz bertentangan, artinya isi hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits lain dari orang yang ada cacat illat, artinya hadits tersebut tidak ada cacatnya, dalam arti adanya sebab tersembunyi yang dapat mengurangi kesahihan Rawi HaditsRawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang gurunya. Seringkali sebuah hadis diriwayatkan oleh bukan hanya satu rawi, akan tetapi oleh banyak terhadap periwayatan hadis biasanya mempersoalkan baik dari segi kualitas pribadi atau kelurusan moral adalah maupun kapasitas intelektualnya dhabit}. Periwayatan dikategorikan memenuhi segi kualitas pribadi bila telah memenuhi syarat berikuta. Beragama Islamb. Mukallafc. Melaksanakan ketentuan agama Islamd. Memelihara muru’ah, yang sejalan dengan patokan norma tentang orang jujur yang dapat diterima pemenuhan segi kapasitas intelektual adalaha. Hafal dengan sempurna hadis yang diterimanyab. Mampu menyampaikan dengan baik hadis yang dihafalnya itu kepada orang lainc. mampu memahami dengan baik hadis yang dihafalnya

KesimpulanTakhrij Hadits Setelah menganalis sanad dan matan hadits, penulis memberikan kesimpulan bahwa hadits di atas berkualitas shahih dikarenakan telah memenuhi syarat-syarat hadits shahih yaitu:[16] a. mempunyai sanad yang bersambung (muttasil) b. para perawinya „adil c. para perawinya dhabith d. tidak mengandung unsur-unsur syadz e.

Ditulis OlehAhmad Bukhari MuslimA. Sanad1. Pengertian Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah- As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulisالاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ“Berita tentang jalan matan”- Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ“Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.”Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan Contoh Sanadحدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاريArtinya“memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-BukhoriDari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas .B. Matan1. PengertianKata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya- Menurut Muhammad At Tahhan ما ينتهى اليه السند من الكلام“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”- Menurut Ath Thibbi الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya,2. Contoh matanعن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه“warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan Muslim Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.”C. MukharrijKata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya. Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Tabaqat al-RuwwatSecara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ;قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد“Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja”Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikuta. Sahabat dengan berbagai Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyabc. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirind. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadahe. Tabi’in yunior seperti Al-A’masyf. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraijg. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsaurih. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah i. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’ij. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambalk. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhoril. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-TirmidziDi antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-AtsqalaniTABAQAT AL-RUWWAHMENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANIE. Hadis Ali dan Nazil1. Pengertian Dari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah; ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah; ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Macam-Macam Hadis AliHadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut a. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu1 Dekat dengna salah seorang Imam Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macama Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu Macam-Macam NazilHadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut a. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadisc. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggapd. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Contoh Hadisلا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعينF. Riwayah Al-Kabir An Ash-ShaghirYang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang KESIMPULANDalam suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya. IV. DAFTAR PUSTAKARahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009
berjudul: Sanad, Matan, dan Rowi Hadits, kami akan mencoba memaparkan apa itu Sanad, Matan, dan Rowi Hadits, Tolak Ukur Kesahihan Sanad Hadits, Tolak Ukur juga dipengaruhi oleh adanya hadits nabi yang yang sampai kepada mukharrij lebih banyak bersifat riwayat bil ma'na dari pada riwayat bil lafdhi. c) Adapun langkah ketiga sebagai tindak

A. Sanad 1. Pengertian Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah - As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis الاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ “Berita tentang jalan matan” - Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ “Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.” Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. 2. Contoh Sanad حدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاري Artinya “memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-Bukhori Dari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas . B. Matan 1. Pengertian Kata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya - Menurut Muhammad At Tahhan ما ينتهى اليه السند من الكلام “suatu kalimat tempat berakhirnya sanad” - Menurut Ath Thibbi الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني “lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna” Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya, 2. Contoh matan عن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه “warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan Muslim Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.” C. Mukharrij Kata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya. Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. D. Tabaqat al-Ruwwat Secara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ; قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد “Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja” Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikut a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya. b. Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyab c. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirin d. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadah e. Tabi’in yunior seperti Al-A’masy f. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraij g. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsauri h. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah i. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’i j. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambal k. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhori l. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-Tirmidzi Di antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-Atsqalani TABAQAT AL-RUWWAH MENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANI E. Hadis Ali dan Nazil 1. Pengertian Dari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah; ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر “suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain” Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah; ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر “suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain” Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Nazil. 2. Macam-Macam Hadis Ali Hadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut a. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang shahih. b. Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu 1 Dekat dengna salah seorang Imam Hadis. 2 Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macam a Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun tersebut. b Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun tersebut. c Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku hadis. d Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat tangan. 3 Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali. 4 Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu mendengar. 3. Macam-Macam Nazil Hadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut a. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Nabi. b. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadis c. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggap d. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh itu. e. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh itu. Mayoritas ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Nazil. 4. Contoh Hadis لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعين F. Riwayah Al-Kabir An Ash-Shaghir Yang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang guru. KESIMPULAN Dalam suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya. DAFTAR PUSTAKA Rahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Jumantoro. Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002 Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009

Namanama periwayat yang ditulis dalam skema sanad meliputi seluruh nama, mulai dari periwayat yang pertama, yakni sahabat Nabi yang mengemukakan hadis, sampai mukharrij-nya, misalnya al-Bukhari atau Muslim. Terkadang seorang mukharrij memiliki lebih dari satu sanad untuk matn hadis yang sama atau semakn a.Bila hal itu terjadi, maka masing-masing sanad harus jelas tampak dalam skema.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-qur’an adalah petunjuk kehidupan semua umat islam. Tidak hanya al-qur’an saja tetapi umat muslim juga memerlukan penjelasan dalam menerapkan kebaikan di dunia dan diakhirat terutama dari perilaku baik Nabi Muhammad SAW yang merima wahyu. Penjelasan-penjelasannya bisa dari perbuatan dan pengucapannya yang akan diriwayatkan dan dibukukan, yaitu keilmuan islam yang disebut dengan hadis. Dengan demikian hadis ini menepati posisi kedua setelah Al-qur’an. Hadis ini memang berbeda dari al-qur’an. Semua ayat-ayat Al-qur’an diturunkan secara mutawatir, tetapi pada hadis diriwayatkan dari perbuatan dan pengucapan maupun pernyataan atau pengakuan dari Nabi, Sahabat Nabi dan hadis juga membutuhkan penelitian dengan cara mengetahui struktur hadis yaitu matan, sanad, dan mukharrij rawi, tiga unsur tersebut itulah terpenting dalam sebuah hadis Nabi. Untuk itu dalam pembahasan makalah ini kami akam menyajiakan bahan diskusi kami yang berjudul Struktur Hadis Sanad, Matan dan Mukharrij Rawi. Kami akan memaparakan pengertian dari Sanad, Matan, dan Mukharrij beserta contohnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Sanad dan berikan contohnya? 2. Apa pengertian dari matan dan berikan contohnya? 3. Apa pengertian dari mukharrij rawi dan berikan contonya? C. Tujuan Penulisan 1. Agar dapat mengetahui pengertian dari sanad dan contohnya. 2. Dapat memahami pengertian dari matan dan contohnya. 3. Dapat memahami pengertian dari mukharrij dan contonya. BAB II PEMBAHASAN A. SANAD 1. Pengertian Sanad Sanad menurut bahasa artinya “Sandaran”, atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran. Maksudnya adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi yang meriwayatkan matan hadis dan menyampaikannya. Sanad dimulai dari rawi yang awal sebelum pencatat hadis dan berakhir pada ran sebelum Rasulullah SAW yaitu Sahabat. Dikatakan demikian, karena suatu hadis bersandar kepadanya. Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakan, diantaranya adalah a. As-suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41, menulis اَ لإِخْبَارُعَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ “Berita tentang jalan matan”. b. Mammud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَا لَ الْمُوْصِلَةِ اِليَ الْمَتَنِ “Silsilah para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis”.[1] Di dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahi atau dhaifnya suatu hadis. Tidak sembarangan orang bisa meriwayatkan suatu hadis, hanya orang-orang tertentu saja itupun harus memenuhi syarat-syarat agar dapat meriwayatkan suatu hadis yaitu diantaranya Para membawa hadis harus lah adil, taqwa, tidak fasid, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang tinggi. Sanadnya bersambung dari suatu periwat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama maka sanadnya dinilai shahih. Tetapi apa bila dari salah satu persyartan tersebut orang itu fasid maka hadis itu disebut dhaif palsu. 2. Contoh Sanad حَدَّثّنَا مُحَمَّدُبْنُ الْمُثَنَّى قَالَحَدَّثَنَا عَبْدُالْوَهَّا بِ الثَّقَفِى قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوْبُ عَنْء أَبِي قِلَ بَةَ عَنْ اَنَّسْ النَبِّى رسول الله عليه قَالض ثَلاَ ثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِوَجَدَحَلاَ وَةَالإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ الله ورسو لُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّاسِوَاهًمَا,وَاَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَلاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ, وُأَنْ يُكْرِهَ أَنْ يَعُوْدَفِى الكُفْرِكَمَا يَكْرَهُ أَنْ يَقْذِفَ فِى النَّا رِ رواهالبخارى “Telah memberitahu kepadaku Muhammad Ibn al-Mutsana, ia berkata Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi mengabarkan kepadaku, ia berkata Telah bercerita kepadaku Ayyub atas pemberitaan Abi Qilabah dari Anas dari Nabi SAW sabdanya Tiga perkara, yang barang siapa mengamalkannya niscaya memperoleh kelezatan iman, yaitu 1 Allah dan Rasul-Nya hendaknya dicintai daripada selainnya, 2 Kecintaan kepada seseorang, tidak lain karena Allah semata-mata, 3 Keengganan kembali kepada kekufuran, seperti keinginannya dicampakkan keneraka. HR. Bukhari.[2] Dari hadis diatas dapat dijelaskan 1. Matan hadinya dimulai dengan kata-kata tsalatsun sampai dengan an yuqdzafa finnar. 2. Hadis diatas diterima Imam Bukhari melalui sanad-sanad. a. Muhammad Ibn Al-Mutsanna Sanad pertama b. Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi Sanad kedua c. Ayyub Sanad ketiga d. Abi Qilabah Sanad keempat e. Anas Ra Sanat kelima, hingga sampai kepada Nabi SAW. Dalam hal ini dapat pula dikatakan bahwa sabda Nabi SAW diatas disampaikan oleh a. Anas Ra Sebagai Rawi pertama b. Abu Qilabah Rawi kedua c. Ayyub Rawi ketiga d. Ats-tsaqafi Rawi keempat e. Muhammad Ibnu Mutsanna Rawi kelima f. Hingga sampai Imam Bukhari sebagai rawi terakhir. Sehinnga Imam Bukhari merupakan sanad pertama dan rawi terakhir bagi kita.[3] B. MATAN 1. Pengertian Matan Kata “Matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti ma irtafa’a min al-ardhi tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah a. Menurut muhammad at-Thahan مَايَنْتَهِى إِلَيْهِ السَّنَذُمِنَ الْكَلاَمِ “Suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”. b. Atau dengan redaksi lain menurut Ajjaj al-khatib اَلْفاظُ الحَدِيْث اَلَّتِى تَتَقَوَّمُبِهَامَعَانِيْهِ “Lafaz-lafaz hadis yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu”. Dari semua pengertian diatas menunjukkan, bahwa yang dimaksud dengan matan adalah materi atau lafaz hadis itu sendiri. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karena dari matan tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari Sahabat Nabi tentang Nabi baik itu tentang syariat ataupun lainnya.[4] 2. Contoh Matan كنا نصلى مع رسوالله صلعم في شدةاكحر,فإذالم يستطع أحذناأن يمكن جبهته من الأرض فبسطثو به فسجدعليه “Kami shalat bersama-sama Rasulullah SAW pada waktu udara sangt panas. Apabila salah seorang dari kami tak sanggup menekankan dahinya diatas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya lantas sujud diatasnya”.[5] Dari penjelasan hadis diatas dapat disimpulkan bahwa matan adalah tempat suatu berita atau materi baikm itu ucapan Nabi maupun Sahabat Nabi. C. Mukharrij Rawi 1. Pengertian Mukharrij rawi Mukharrij artinya yang mengeluarkan. Tiap-tiap orang yang mengeluarkan atau mencatat hadis. Mukharrij yaitu orang yang telah menukil atau mencatat sesuatu hadis pada kitabnya. Didalam Suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut.[6] 2. Contoh Mukhariij Pada hadis yang pertama di contoh sanad yang disebut dengan mukharrij pada nama bagian yang terakhir yaitu HR. Bukhari. Adapun contoh lain yaitu Ibnu Malik, Mutafa’ Alaih, HR Abu Daud dan Majah, HR Tirmidzi dan lain-lain. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sanad adalah sandaran suatu hadis. Jalannya sanad bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi, dari rawi yang pertama sampai kepada rawi yang terakhir yaitu Sahabat Nabi. Matan adalah materi atau lafaz hadis yang mengandung makna. Posisi matan dalam hadis sangatlah penting karena dari matan tersebutlah adanya berita Nabi atau berita dari Sahabat Nabi tentang Nabi, baik itu tentang syariat ataupun lainnya. Mukhrrij adalah orang yang mengeluarkan suatu hadis. Biasanya disebutkan pada bagian yang terakhir suatu hadis. DAFTAR PUSTAKA Solahudin Agus dan Suyadi Agus. 2008. Ulumul Hadis. Bandung Pustaka Setia. Tzzan Ahmad dan Nur Saifudin. 2011. Ulumul Hadis. Bandung Buahbatu. Suparta Munzier. 2013. Ilmu Hadis. Jakarta Rajawali Press. [1] Agus Solahudin, dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis Pustaka Setia, 2008 hlm. 89 [2] Agus Solahudin, dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis Pustaka Setia, 2008 [3] Munzier Saputra, Ilmu Hadis Rajawali Press, 2013 [4] Munzier Saputra, Ilmu Hadis Rajawali Press, 2013 [5] Ahmad Tzzan, dan Saifudin Nur, Ulumul Hadis Buahbatu, 2011 [6] Munzier Saputra, Ilmu Hadis Rajawali Press, 2013
SANAD Sanad secara bahasa artinya sesuatu yang dijadikan sandaran. Secara istilah, sanad adalah mata rantai persambungan periwayat yang bersambung bagi matan hadist. Agar lebih memperjelas dan memudahkan untuk membedakan mana yang matan dan mana yang sanad, maka perhatikan hadist berikut: حدّثنا عبد الله بن يوسف قال
Penjelasan Struktur Hadis Sanad, Matan Dan Mukharrij Lengkap Posted by Fathur Rahman al-Aziz jam 1047 PM Ditulis Oleh Ahmad Bukhari Muslim A. Sanad 1. Pengertian Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah - As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis الاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ “Berita tentang jalan matan” - Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ “Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.” Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. 2. Contoh Sanad حدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاري Artinya “memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-Bukhori Dari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas . B. Matan 1. Pengertian Kata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya - Menurut Muhammad At Tahhan ما ينتهى اليه السند من الكلام “suatu kalimat tempat berakhirnya sanad” - Menurut Ath Thibbi الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني “lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna” Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya, 2. Contoh matan عن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه “warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan Muslim Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.” C. Mukharrij Kata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya. Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. D. Tabaqat al-Ruwwat Secara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ; قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد “Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja” Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikut a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya. b. Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyab c. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirin d. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadah e. Tabi’in yunior seperti Al-A’masy f. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraij g. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsauri h. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah i. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’i j. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambal k. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhori l. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-Tirmidzi Di antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-Atsqalani TABAQAT AL-RUWWAH MENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANI E. Hadis Ali dan Nazil 1. Pengertian Dari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah; ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر “suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain” Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah; ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر “suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain” Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Nazil. 2. Macam-Macam Hadis Ali Hadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut a. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang shahih. b. Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu 1 Dekat dengna salah seorang Imam Hadis. 2 Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macam a Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun tersebut. b Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun tersebut. c Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku hadis. d Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat tangan. 3 Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali. 4 Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu mendengar. 3. Macam-Macam Nazil Hadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut a. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Nabi. b. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadis c. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggap d. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh itu. e. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh itu. Mayoritas ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Nazil. 4. Contoh Hadis لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعين F. Riwayah Al-Kabir An Ash-Shaghir Yang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang guru. III. KESIMPULAN Dalam suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya. IV. DAFTAR PUSTAKA Rahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Jumantoro. Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002 Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009
AnalisisKetersambungan Sanad Hadis (ittishâl al-Sanad) Ada tiga cara dalam menentukan ketersambungan sanad hadis, yaitu dengan meneliti: 1. redaksi periwayatan (shîghat al-tahammul wa al-âdâ') Jika kita lihat sanad hadis yang kita teliti ini, ada dua kategori redaksi periwayatan hadis yang dipakai yaitu; shighat al-tahdîts dan shîghat
Secara umum, sebuah riwayat dapat dikatakan sebagai hadits manakala ia melengkapi setidaknya lima unsur penting berikut, yaitu rawi, sanad, mukharrij, shiyaghul ada’ dan matan hadits. Rawi adalah informan yang menyampaikan hadits dari Nabi Muhammad SAW yang terdiri atas sahabat, tabiin, tabit tabiin, dan adalah silsilah atau kumpulan rawi dari sahabat hingga orang terakhir yang meriwayatkannya. Mukharrij adalah rawi terakhir yang menuliskan riwayat yang ia dapat dalam sebuah catatan/karya ada’ adalah redaksi yang dipakai oleh seorang rawi dalam meriwayatkan sebuah hadits. Sedangkan matan adalah redaksi dari riwayat yang disampaikan oleh masing-masing rawi. Kelima unsur tersebut pada tahapan selanjutnya mempunyai kajian-kajian khusus yang nantinya akan mempengaruhi kualitas dari riwayat itu memudahkan pembaca, istilah-istilah tersebut bisa dilihat pada contoh hadits riwayat Imam Al-Bukhari berikut iniحَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ “Imam Al-Bukhari berkata, Musaddad telah bercerita kepada kami, ia berkata, Yahya telah bercerita kepada kami, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW.’ Dari Husain Al-Mu’allim, ia berkata, Qatadah telah bercerita kepada kami, dari Anas, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti ia mencintai dirinya sendiri.’’”Nama-nama seperti Musaddad, Yahya, Syu’bah, Qatadah, Husain Al-Mu’allim, dan Anas disebut dengan rawi atau informan silsilah atau rangkaian nama-nama rawi dari Musaddad hingga kepada Anas bin Malik disebut dengan sanad. Sanad inilah nantinya yang akan menentukan kualitas dari hadits ini apakah sahih, hasan, atau Al-Bukhari dalam hadits ini berstatus sebagai mukharrij atau rawi terakhir yang membukukan hadits ini dalam kitabnya sendiri yaitu Kitab Shahihul Bukhari. Nama-nama lain yang juga berstatus sebagai mukharrij dalam dunia hadits adalah Imam Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Anl-Nasa’i, Ibnu Majah, dan imam-imam ahli hadits yang masuk kategori shiyaghul ada’ dalam hadits di atas adalah lafadz-lafadz seperti haddatsana, an, qala, dan lain-lain. Redaksi-redaksi ini nantinya akan mempengaruhi kualitas sebuah sanad, khususnya dalam hal apakah sanad tersebut bersambung sampai kepada Nabi atau hadits pada hadits di atas adalah redaksi, “Tidak sempurna iman salah seorang kalian sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri.” Redaksi inilah yang nantinya akan diamalkan sebagai hadits Nabi, tentunya setelah menganalisa kualitas sanad-nya apakah berstatus sahih, hasan atau dhaif. Wallahu alam. Yunal Isra MakalahHadits Munawir Husni A. Latar Belakang Masalah Agama islam adalah agama yang mampu mengakom Penjelasan Struktur Hadis Sanad, Matan Dan Mukharrij LengkapPosted by Fathur Rahman al-Aziz jam 1047 PMDitulis OlehAhmad Bukhari MuslimA. Sanad1. PengertianSanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah- As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulisالاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ“Berita tentang jalan matan”- Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ“Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.”Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan Contoh Sanadحدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاريArtinya“memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-BukhoriDari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas .B. Matan1. PengertianKata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya- Menurut Muhammad At Tahhanما ينتهى اليه السند من الكلام“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”- Menurut Ath Thibbiالفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya,2. Contoh matanعن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه“warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan MuslimDari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.”C. MukharrijKata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Tabaqat al-RuwwatSecara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ;قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد“Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja”Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikuta. Sahabat dengan berbagai Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyabc. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirind. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadahe. Tabi’in yunior seperti Al-A’masyf. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraijg. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsaurih. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyahi. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’ij. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambalk. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhoril. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-TirmidziDi antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-AtsqalaniTABAQAT AL-RUWWAHMENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANIE. Hadis Ali dan Nazil1. PengertianDari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah;ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah;ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Macam-Macam Hadis AliHadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikuta. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu1 Dekat dengna salah seorang Imam Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macama Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu Macam-Macam NazilHadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikuta. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadisc. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggapd. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Contoh Hadisلا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعينF. Riwayah Al-Kabir An Ash-ShaghirYang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang KESIMPULANDalam suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya.IV. DAFTAR PUSTAKARahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009 Yangdimaksud dengan struktur hadits ialah unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah hadits, yaitu harus ada Sanad, Matan dan Rawi haditsnya. Kata Mukharrij merupakan Isim fa'il (bentuk pelaku) dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik.
Tapiseiring berjalannya waktu, dan akibat kemajuan teknologi yang semakin canggih, gaya pacaran semacam itu sudah jarang sekali kita temukan, semisal surat-munyurat dari seseorang ke pacarnya. Kemajuan teknologi memang berpengaruh besar terhadap perubahan jaman, termasuk perubahan gaya pacaran anak muda jaman sekarang.
StrukturHadis, Sanad, Matan, Rawi, Isnad, Musnad, Musnid, dan Mukhrij 2. Kedudukan dan Fungsi Hadis dalam Islam a. Kedudukan Hadis dan Dalil-dalil kehujjahannya Shaheh, dan Sunan 12. Mukharrij al-Hadis dan Karya-karyanya a. Imam al-Bukhari dan Kitab shahehnya b. Imam Muslim dan Kitab Shahehnya c. Imam Ahmad dan Kitab Musnadnya
Criticismof hadith is connecting structure of research hadith prophet Muhammad[1]. We already know that hadith is one of sources of Islamic law which guiding Muslims. Hadith prophet Muhammad is second of Islamic sources law after the holy Qur'an[2]. This criticisms are about criticism of sanad and matan hadith.
T96DiB.
  • d6a1h9b7bn.pages.dev/569
  • d6a1h9b7bn.pages.dev/543
  • d6a1h9b7bn.pages.dev/922
  • d6a1h9b7bn.pages.dev/755
  • d6a1h9b7bn.pages.dev/16
  • d6a1h9b7bn.pages.dev/791
  • d6a1h9b7bn.pages.dev/934
  • d6a1h9b7bn.pages.dev/950
  • struktur hadits sanad matan dan mukharrij